padaLahan Miring di DAS Cidanau, Banten * Yanuar Chandra Wirasembada, Budi Indra Setiawan, Satyanto Krido Saptomo Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Teknikterasering adalah persawahan di lahan miring yang dibuat bertingkat-tingkat dan biasanya ada di dataran tinggi. Pada dasarnya terasering dibuat untuk memaksimalkan penyerapan air hujan dan retensi air, serta yang utama adalah mencegah longsor di dataran tinggi. Namun sekarang fungsi terasering juga bertambah, yakni menjadi destinasi
Secarakeseluruhan saat ini terdapat 230 bendungan yang mencukupi bagi 11 persen layanan lahan irigasi seluas 7,2 juta ha. Hal ini berarti, air irigasi dari bendungan dapat mengairi lahan sawah
berdayayang ada. Pada lahan-lahan kri-tis, banyak lahan-lahan berlereng/miring yang belum dimanfaatkan secara maksi-mal. Pemanfaatan lahan berlereng yang kritis dengan berbagai tanaman perke-bunan dan kehutanan, secara teknis dapat meningkatkan produktivitas lahan. Tek-nik-teknik konservasi lahan telah banyak ditemukan yang pada dasarnya dapat kelapasawit yang tumbuh di lahan curam (Syakir et al., 2010). Kemiringan lereng dan panjang lereng merupakan dua sifat utama dari topografi yang mempengaruhi seberapa besar tingkat bahaya erosi di lahan perkebunan kelapa sawit. BAHAN DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada areal tanaman kelapa sawit PT. Kimia Tirta Utama, Desa

Lahanmiring bertingkat tingkat merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan produktivitas tanaman di lahan miring. Dengan menggunakan lahan miring bertingkat tingkat, petani dapat mengurangi aliran air yang terjadi akibat topografi lahan miring dan meningkatkan kualitas lahan.

remC. 3 55 38 210 364 321 485 461 115

lahan miring yang bertingkat tingkat tts 160